KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM MENGENAI SEJARAH INDONESIA

images (1)_1543419137619

[Daffa Raihan Amany]

Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat. Rabu, 28 November 2018.

Saya bersama rekan bidang 6 (Media & Informasi) melalukan wawancara terhadap masyarakat sekitar yang sedang menikmati sore hari di Lapangan Gasibu, Kota Bandung seputar sejarah Indonesia. Apakah masyarakat peka terhadap pertanyaan yang kita berikan, atau justru malah menggelengkan kepala pertanda sebaliknya.

Pertanyaan yang kita berikan berupa sejarah Indonesia, diantaranya peristiwa mengenai kerusuhan 98, G30SPKI, Bandung Lautan Api. Dan juga mengenai tokoh-tokoh seperti Jendral Sudirman,Ir.Soekarno, dan juga R.A Kartini.

Dari 10 orang yang kami wawancarai, jawaban rata-rata hanya mengerti hal umumnya saja. Tidak sampai ke sejarah mendalam apa yang kami tanyakan kepada masyarakat. Seperti halnya      Ir. Soekarno, mereka hanya tahu bahwa Ir. Soekarno hanya sepintas seorang Proklamator, presiden pertama Republik Indonesia. Namun ketika ditanya kisah dari Ir. Soekarno mereka hanya menggelengkan kepala pertanda lupa atau tidak tahu.

Sama halnya Kerusuhan 98, mereka hanya tau saja bahwa Kerusuhan 98 pernah terjadi. Namun tidak mengetahui bagaimana kerusuhan 98 terjadi.

Bahkan, ketika ditanya mengenai G30SPKI. Masyarakat hanya tahu Lobang buaya, pembunuhan jendral, terjadi tanggal 30 September. Itu saja.

Namun, tidak semua orang yang kami wawancarai tidak tahu secara mendetail. Ada juga beberapa narasumber yang memberikan jawaban secara rinci dan lengkap. Bahkan ada yang menjelaskan bagaimana sejarah lengkapnya.

Ada beberapa poin yang bisa kami tangkap dari wawancara ini,

  1. Dari wawancara yang kami berikan kepada masyarakat, terdapat beberapa kesimpulan yang bisa kami tarik. Yakni, kurangnya pengetahuan masyarakat akan sejarah bangsa Indonesia lalu menurunnya minat untuk mengetahui sejarah bangsanya sendiri.
  2. Menganggap bahwa sejarah merupakan hal yang kuno, tidak menarik dipelajari, dan membosankan
  3. Takut, atau ragu-ragu menjawab. Karena takut salah dalam memberikan jawaban seputar pertanyaan sejarah.

Diperlukannya penyuluhan kepada masyarakat betapa pentingnya mempelajari sejarah dengan alat peraga atau media yang membuat masyarakat semakin tertarik belajar sejarah.

Hal ini terbukti, ketika dosen saya di Jurusan Pendidikan Sejarah. Achmad Iriyadi, S.Pd. Memberikan materi perkuliahan dengan alat peraga atau media yang membuat para mahasiswanya menjadi “melek” ketika beliau mengajar dikelas. Dan juga terbayang materi yang disampaikan ketika sudah selesai perkuliahan.

Hal tersebut dirasa perlu mengingat presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah berkata “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa sejarahnya”. Ditambah lagi dengan slogan JAS MERAH (Jangan sekali-kali melupakan sejarah).

Itu merupakan pertanda, sebagai Rakyat Indonesia yang tinggal di Negara yang punya banyak sekali sejarah janganlah menghapus memori tentang sejarah bangsanya sendiri. Justru harus kita pelajari dan kita pahami. Sehingga peristiwa pada masa yang lalu tidak terulang kembali.

Mudahnya akses pada zaman sekarang sangat sekali mudah membuka website-website sejarah. Ketika buka internet dari ponsel pun seketika sudah muncul apa yang kita cari. Tidak sesulit zaman dulu yang harus mencari buku baru bisa membacanya.

Lantas, sesulit apakah mempelajari sejarah pada zaman sekarang? Semuanya sudah tersedia. Tinggal kemauan saja yang diasah kembali dan rasa keingintahuan ditimbulkan kembali. 🙂

Tinggalkan komentar